Tuesday 21 April 2020

ANALISIS NOVEL DILAN 1990


Analisis Novel  Dilan, Dia adalah dilanku tahun 1990
Tema  : pencintaan dan  persahabatan
Nilai Moral
Nilai moral yang ada di novel ini adalah tanggung jawab yang apa yang telah kita lakukan
Nilai Sosial
Ada rasa kesetiakawanan didalam novel ini, antar sesama geng motor yang dilan jalani banyak rintangan tapi tidak membuat mereka lari dari masalah tersebut.

Amanat :
Amanat pada novel ini yaitu mengajarkan bahwa kesederhaan merupakan dasar kebahagiaan bagi manusia, selain itu bersikap baiklah pada perempuan karna memang sudah kodrat sebagai laki laki melindungi hak seorang perempuan dan alam novel ini mengajarkan bahwa segala sesuatu yang berasal dari niat pada akhirnya akan berhasil dengan keinginan kita.
 Alur  : (maju-mundur)
  • Pengenalan
Untuk pertama kali Milea Adnan Hussain berjalan menuju sekolah barunya dan dihampiri oleh pengendara motor, pengendara motor itupun berbicara “boleh gak aku ramal? Aku ramal, nanti akan bertemu dikantin” dia adalah dilan, si anggota geng motor bandung tahun 1990 yang satu sma dengan milea.
  • Timbul masalah
Dilan dan milea makin hari makan terlihat deket, karna kehumorisan dilan membuat milea nyaman di dekat dilan. Namun bukan hanya dilan yang manaruh hatinya di milea,ada banyak dan salah satu teman kelas milea, yaitu jaja. Dan ternyata status milea masih berpacaran dengan beni, pacar dijakarta sebelum pindah kebandung.
  • Konflik
Semakin hari hubungan dilan dan milea nampak semakain dekat, namun didalam masa pendekatan tersebut Anhar yang selaku teman se-anggota dilan di geng motor merasa dilan berubah. Sikap dilan yang terkadang anhar berfikir bahwa karna milea yang membuat dilan jauh dari geng motor tersebut
  • Klimaks
Karna ada sesuatu keganjalan, milea akhirnya memutuskan untuk mencari dilan ke warung bi eem. Saat berada di warung bi eem ternyata tidak ada dilan, melaikan ada anhar dan sebagian teman dilan yang bolos sekolah. Anhar yang emosi melihat milea datang ke warung bi eem akhirnya menyindir milea karna kedekatannya dengan dilan membuat dilan merasa jauh dari teman – temannya, dan selalu menomersatukan milea dibanding teman – temannya. Milea pun tersulut emosi, anhan pun makin emosi dan akhirnya anhar  menampar milea.
  • Peleraian ‘
Dilan pun mengetahui bahwa milea ditampar oleh sahabatnya sendiri pun marah besar, dilan mencari anhar dan akhirnya terjadi perkelahian. Retaklah  persahabatan dengan anhar,dan milea sedikit menjauhi dilan
  • Penyelesaian
Dan setelah kejadian itu akhirnya milea, dilan dan anhar bersatu, tidak mempersalahkan apa yang  terjadi warung bi eem. Anhar sudah meminta maaf kepada milea dan dilan, mereka pun memaafkannya. Masalah pacar milea yang dijakarta pun sudah berakhir karna sifat pemarah dan overprotect yang sudah membuat milea gerah, dan membuat dilan dan milea akhirnya kembali bersatu dalam ikatan “pacaran” mereka berdua menikmati masa sma mereka dengan kekonyolan dilan yang membuat milea nyaman berada didekat dilan.
Latar
Rumah dilan
Rumah milea
Warung bu ema
Ruang kelas
Ruang guru
Lapangan upacara
Markas
Sudut pandang :
orang pertama serba tau.


TUGAS 1 ELEMEN DISPLAY


ELEMEN DISAIN DAN ALAT BANTU DISPLAY




Thursday 1 September 2016

100 Hari Penantianku "Cerpen"

SEBUAH PENANTIAN
Oleh : Nining Kasni

“Anin… please dech mau sampai kapan kamu kaya gini?” bentak anita  menghapiri aku tiba-tiba. Aku hanya memandangnya sesaat, dan kembali ke aktifitas aku sebelumnya membaca.
“Anindya… kamu taukan arti kesabaran itu ada batasnya?” Widya ikut menimpali dengan nada menahan marah. Aku tetap membaca. Ini adalah hari entah minggu kesekian mereka menanyakan hal yang sama padaku, namun aku tetap seperti ini seperti waktu-waktu sebelumnya, setelah kepergian Dewanantha.
 “Anin… kamu pikir Dewanantha akan datang menemui kamu dengan membawa setangkai bunga dan mohon maaf kepada kamu karena dia pergi tanpa pamit sama kamu?!” Anita kembali menasehatiku.
“Anin… kamu taukan kalau Dewananthamu itu bukan laki-laki baik seperti yang selalu kamu banggakan.!” Anita penuh emosi.
“Nggak Wid, Nita. Dewanantha itu baik kok..?” jawabku lirih.
“Kalau baik ngapain dia pergi begitu aja ninggalin kuliahnya, keluarganya? Itu kamu bilang baik.” Widya memprotes ucapanku.
“Kemarin aku ke rumahnya bertemu mamanya.Mamanya bilang Dewanantha telepon kalau dia hari ini akan pulang” Jawabku lirih
“Apaaa!!... kamu masih suka ke rumahnya menemui ibunya, menanyakan hal sama apakah ada kabar dari Dewanantha?“ tukas Anita menatap ke arahku. Aku hanya menunduk.
“Please Anindya lupakan Dewanantha… kamu harus move on.. Dewanantha.” Widya mulai emosi.
“Wid… nggak semudah itu melupakan seseorang yang bener-bener kita sayangin…” Aku mencoba menjelaskan
“TERSERAH…!!! Aku pulang. Silakan kamu tunggu Dewananthamu itu sampai sore. Semoga saja dia datang sesuai keinginan kamu.” Widya berlalu meninggalkan aku.
“Aku juga pulang ya Nin…” Anita menatapku ibu dan pergi meninggalkan aku menyusul Widya.
Aku tak tahu apakah aku egois atau aku setia, tapi aku hanya berusaha meyakinkan diri aku bahwa Dewanantha akan kembali kuliah, kembali ke kampus, kembali bersamaku.
Hari ini seperti hari-hari sebelumnya, atau seperti hari kemarin aku tetap duduk di bangku taman kampus, bangku yang biasa aku duduk bersama Dewanantha. Tempat kami diskusi tentang buku yang baru kami baca, film yang baru kami tonton, tentang perkuliahan tentang teman-teman di kelas. Tempat kami bercanda atau sekedar cerita tentang dunia tentang hari itu tentang semua… antara aku dan Dewanantha. Bangku ini penuh cerita. Bangku ini penuh kisah. Bangku di sudut taman kampus dibawah pohon cerry yang dibuat seolah sengaja memang untuk aku dan Dewanantha.
Hari ini aku duduk sambil menulis Diary.. aku menuliskan dalam buku tersebut tertulis dalam buku ini adalah hari ke 100 Dewanantha pergi tanpa sepatah kata, tanpa berita, tanpa pesan, tanpa apapun…aku hanya menuliskan kari ke 100… aku terdiam…
“Hari ke 100…??” gumamku dalam hati.
“Ant… kamu kemana?” tanyaku pada diri sendiri
“sudah 100 hari kamu nggak disini, nggak duduk di kursi ini?” aku bergumam dalam hati sambil meraba tulisan dalam diary.
“Aku sudah begitu banyak cerita untukmu. Sudah begitu banyak buku yang aku baca untuk diskusi dengan kamu… kamu kemana Ant…? Tetap bertanya dalam hati pada diri sendiri.
“Si putih kucing kesayangankuku yang suka lari mengejarmu sambil mengibaskan ekornya jika kamu main ke rumah sudah punya teman, kucing tetangga yang wananya coklat muda,? “ Aku terus meraba diary tanpa menulis apapun selain kalimat awal “Hari ke 100” Ant… bi Sumi pembantu di rumahku suka nanyain kamu nggak ada yang muji makanan hasil uji coba dari resep baru yang dia buat. Milea adikku juga nanyain kamu… Ant… kapan kamu pulang. Aku akan selalu menunggumu meski sampai hari ke 1000. Aku akan selalu disini di kursi ini meski sampai hari ke 1000.” Aku tetap hanya meraba lembaran kosong diaryku
Aku tutup Diaryku yang tak satu kalimatpun ku tulis di dalamnya selain kalimat “hari ke 100”. Aku pejamkan mataku sambil kupeluk diaryku. Kurasakan semilir angin senja disertai cahaya senja diantara celah-celah daun cerry yang menembus daun-daun menyikaukan kedua mataku. Aku rasakan air hangat mengalir dari kedua sudut mataku. Aku menangis menahan rindu yang tak berujung… sambil ku sebut nama”Dewanantha aku rindu kamu” dengan lamat yang begitu dalam dari sudut hatiku terdalam.
Beberapa saat kemudian aku merasakan kesejukan, tak kurasakan silau cahaya senja disela daun-daun cerry menyilaukan mataku. Aku merasakan ada desah nafas seseorang yang berdiri di hadapanku menutupi cahaya yang menyilaukan aku. Aku merasakan ada seseorang berdiri di hadapanku. Aku ingin membuka mataku. Aku takut membuka… aku takut. Aku mencoba membuka mataku… tiba-tiba kurasakan jari jemari seseorang menghapus kedua sudut mataku dengan lembut. Lamat-lamatku dengar suara seseorang yang tak akan pernah aku lupa seumur hidupku.
“Suara itu… suara yang kurindukan selama 100 hari ini.” Aku berdebar tak berani ku  buka mataku aku takut itu ilusi.
“kucoba sentuh jari itu… aku rasakan betapa kuatnya jari itu… jari jemari yang selalu membelai rambutku dengan lembut.” Dengan gemetar aku pegang kedua tangan itu.
“Bukan ini bukan mimpi, ini bukan ilusi.?” Pikirku dalam hati. Dengan debaran jantungku yang semakin tak menentu kucoba buka kedua mataku dengan perlahan.
“Nin…” suara itu begitu lirih hampir tak terdengar.. tapi aku tahu itu suaranya… suara yang aku rindukan selama 100 hari ini. Jantungku berdebar kencang. Aku rasakan air mengalir dari kedua sudut mataku. Jari itu kembali menghapus air mata yang mengalir, Aku pegang tanga itu, terhenti sesaat. Ku beranikan diri ku buka mataku perlahan. Aku berdiri di hadapannya… Dihadapan orang yang selalu aku rindukan selama 100 hari ini. Aku tatap seluruh wajahnya. Aku sentuh wajahnya. Hangat terasa mengalir di seluruh aliran darahku. Ini nyata… ini bukan mimpi, ini bukan ilusi. Aku sentuh kedua matanya dengan jari-jariku, aku sentuh bibirnya dengan jari-jariku. Aku tatap dalam-dalam kedua bola matanya dengan tatapan penuh rindu.
“Ant…” suaraku lirih menyebut namanya dengan seluruh jiwaku yang penuh rindu selama 100 hari.
“Hmmm… kenapa Nin…” dia sunggingkan senyum khasnya sambil menatapku dengan dalam. Tatapan itu yang selalu kurindukan 100 hari ini. Suara itu yang selalu kurindukan 100  hari ini.
“Ant… “hanya kata itu yang sanggup aku ucapkan sambil tak lepas mataku menatap seluruh wajahnya.
“Iyaa… Maafin Ant ya… karena pergi tanpa kata-kata..” jelas dia sambil mengahapus kedua pipiku yang penuh air mata. Dia tarik tubuhku kedalam pelukannya. Aku menangis dalam pelukannya. Aku peluk dia dengan segenap kerinduanku. Dewanantha memelukku dengan penuh kasih , kurasakan kembali belaian tangannya di rambutku. Kurasakan kembali wangi tubuhnya dalam pelukanku. Aku tak harus menunggu 1000 tahun tuk memeluk dia, tah perlu 1000 tahun tuk aku dengar lagi suara indah nya, desah nafasnya penuh damai. Tak perlu 1000 tahun tuk aku bercerita tentang semua yang ku lalui. Dewananthaku telah kembali, Kembali disampingku dengan segenap kasih sayangnya. Penantian 100 hariku kini telah berujung. Ku peluk dia dengan segenap rindu dan sayangku. Dewananthaku


Wednesday 20 June 2012

KISI-KISI SOAL UAS BAHASA INDONESIA UNPAM

KISI-KISI SOAL UAS BAHASA INDONESIA UNPAM
  1. Buatlah rumusan masalah, pembatasan masalah ,tujuan penelitian  dan Manfaat Penelitian dengan judul “ Pengaruh Bahasa SMS terhadap Perkembangan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia di Sekolah ”
  2. Jelaskan dalam bentuk paragraf(1 paragraf) latar belakang dari judul karya ilmiah di atas
  3. Dalam penulisan pembahasan hal-hal apa atau teori-teori yang harus dijelaskan berdasarkan judul di atas
  4. Buatlah abstrak dan kata pengantar dari karya ilmiah di atas!
  5. Jelaskan definisi dari resume, resensi, dan sinopsis , abstrak!
  6. Jelaskan persamaan dan perbedaan dari resume, resensi, sinopsis, abstrak
  7. Buatlah  masing-masing 1 paragraf  deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi dari kata “Universitas Pamulang”
  8. Jelaskan cara atau ketentuan  penulisan catatan kaki,daftar pustaka, dan kutipan!
  9. Buatlah contoh penulisan catatan kaki (footnote) atau bodynote dan daftar pustaka dari teori yang anda kembangkan dari judul di atas
  10. Jelaskan  bagian-bagian dari penulisan karya ilmiah
KISI-KISI UAS PENGANTAR LINTAS BUDAYA UNPAM
  1. Hal apa yang dapat dilakukan dengan  peran anda sebagai mahasiswa dan masyarakat Indonesia dalam menangani problematika lintas budaya yang terjadi dalam masyarakat multikultural.Jelaskan dan berikan contohnya
  2. Hal apa yang dapat anda lakukan untuk menyaring permasalahan lintas budaya pada masyarakat multikultural di era globalisasi seperti di Indonesia
  3. Jelaskan Pengertian akulturasi, kontak budaya, stres akulturasi,multikulturalisme dan hubungan antar etnik, menurut permahaman anda terhadap kata tersebut!
  4. Bagaimana proses penerapan pola-pola yang berlaku dalam masyarakat multikultural seperti di Indonesia!
  5. Dengan munculnya era globalisasi yang dapat  mempengaruhi jati diri bangsa, maka anda sebagai generasi muda Indonesia perlu mengantisipasi hal tersebut. dengan cara bagaimana anda mengantisipasi hal tersebut!
  6. Jelaskan pola-pola yang berlaku dalam masyarakat multicultural
  7.  Problematika lintas budaya yang terjadi dalam masyarakat multikultural
  8.  Bagaimana sikap masyarakat dalam menyaring permasalahan lintas budaya pada masyarakat multikultural di era globalisasi
  9.  Bagaimana membina hubungan dengan orang lain dalam suatu lingkungan masyarakat yang multikultural. 
  10.  Bagaimana anda memahami nilai-nilai pengantar etika lintas budaya serta memahami nilai-nilai budaya(daerah, nasional, asing) dalam hal konsep keluarga di masyarakat Indonesia


          Kisi-kisi UAS Manusia dan Kebudayaan

          Kisi-kisi UAS Manusia dan Kebudayaan

          KISI-KISI SOAL UAS MANUSIA dan KEBUDAYAAN
          1.      Bagaimana pendapat anda tentang perkembangan peradaban masyarakat Indonesia di tengan modernisasi dan Globalisasi saat ini?
          2.      Jelaskan faktor penyebab terjadinya masyarakat urban yang semakin berkembang di Indonesia
          3.      Upaya apa yang dapat dilakukan dalam peran anda sebagai mahasiswa dan masyarakat Indonesia dengan melihat problematika kebudayaan dalam masyarakat Indonesia yang multicultural!
          4.       Solusi terbaik apa yang dapat anda lakukan untuk menyelesaikan masalah klaim budaya Indonesia oleh Malaysia tanpa menimbulkan permasalahan antar negara. Jelaskan
          5.      Jelaskan dan berikan contohnyaJelaskan proses perkembangan budaya masyarakat urban dan pengaruhnya terhadap budaya masyarakat setempat serta budaya nasional Indonesia Jika terkait dengan budaya Indonesia yang multikultural
          6.      Sejauhmana pengaruh perkembangan budaya asli Indonesia dengan banyaknya perkembangan budaya asing yang masuk ke Indonesia
          7.      Jelaskan aturan-aturan atau ketettapan yang dapat dilakukan pemerintah untuk mengatasi terjadinya kesenjangan sosial karena pengaruh modernisasi
          8.      Pengaruh apa yang akan terjadi pada masyarakat Urban yang ada saat ini baik dalam hal keamanan, politik, sosial dan budaya (positif dan negatif)
          9.      Jelaskan menurut anda dampak positif dan negatif perkembangan masyarakat dan perkembangan kebudayaan Indonesia melalui proses akulturasi, asimilasi, difusi,globalisasi dan modernisasi
          10.  Dua contoh kasus berikut:
          1. Pertama, Boazizi seorang pedagang sayur di Tunisi membakar diri pada tanggal 17 Desember 2010 sebagai protes atas larangan pemerintah berdagang di pinggir jalan. Akibatnya masyarakat Tunisa memprotes pemerintah hingga Presiden Tunisia, Ben Ali mundur.
          2. Kedua, Di Mesir hanya karena ‘sepotong roti’ Presiden Husni Mubarakpun turun dari kursi kepresidenan. Jelaskan penyebab perubahan sosial yang terjadi pada dua contoh kasus Mesir dan Tunisia tersebut